Profil Penulis

Selamat bergabung ke dalam blog ini.. besar harapanku dapat bermanfaat bagi kalian..



Profil penulis :


Nama: Rizkia Mutmainnah
Sekolah: SMAN 1 Tambun Selatan
Riwayat Pendidikan: TK Islam Pertiwi, SDN Margahayu XIII, dan SMPN 2 Bekasi.
Cita-cita: Penulis (novelis atau cerpenis)
alamat e-mail: rizkia_x1@yahoo.co.id
FB: Rizkia 'imut' Mutmainnah

Lovaphobia


            Pernahkah kau mencintai seseorang dengan sungguh-sungguh? Jika ya, maka kau sepertiku. Pernahkah kau merasakan perasaan kesal pada orang yang kau cinta karena dia sering tak peka pada perasaanmu? Jika ya, maka kau sepertiku. Tapi pernahkah kau bersedih karena kau kehilangan orang yang kau cinta? Jika ya, maka kau sepertiku.

            Aku menitikkan air mata setiap kali aku mengingatnya. Sosok pemuda yang begitu memikat dan meluluh-lantakkan hatiku. Meskipun senyumnya seringkali menenangkanku, tapi senyumnya juga sering menghancurkanku.

Pelindung Lili


            Aku duduk di seberang tempat duduk Adrian. Sesekali, aku menyadari pandangan matanya mengarah kepadaku. Tapi apakah aku akan bersorak gembira karenanya? Adrian memang mampu membuat gadis-gadis tak waras dengan pandangannya. Tapi hal itu tidak berlaku padaku. Atau mungkin hal itu tidak pantas terjadi padaku.
***
            “Lili!” panggil Adrian.

His Answer

*lanjutan Her Answer

karya : imutt


Aku Cassey Sletr. Aku gadis yang hanya bisa menundukkan kepalaku. Aku tidak akan bisa mengangkat kepalaku kembali setelah semua itu terjadi. Setelah semua kejadian yang menyeret aku dan Joan Azhars ke dalam masalah yang rumit.

Meski aku telah meninggalkan masa lalu itu dua tahun lamanya, namun tak sekalipun kenangan pahit tentangnya menghilang. Sekarang, aku berjalan menuju kelasku yang baru. Selama dua tahun itu, aku tak pernah mendapat kesempatan lagi sekelas dengan pemuda itu. Pemuda yang meluluh-lantakkan aku karena harapanku yang memalukan terhadapnya.


Rain

karya: imutt


Celia Eildesvhora mengintip dari jendela kamarnya. Cuaca hari itu cerah. Ia pun tersenyum dalam diam, tidak ingin membayangkan apa yang akan muncul di dalam kepalanya jika cuaca hari itu suram dengan hujan yang deras. Celia lalu melirik jam dinding di kamarnya. Sudah saatnya ia berangkat ke sekolah. Dan ketika ia hendak membuka pintu kamarnya, masuklah Kate Giclar, teman masa kecilnya sekaligus sahabat terkarib yang pernah dimiliki Celia.

Lagu